Thursday 13 August 2015

Belajar melucu

Sebuah studi yang dilakukan di University of Sheffield di Inggris menunjukkan, anak usia 16 bulan belajar life skill yang sangat penting bagi kehidupannya kelak, seperti melempar lelucon dan bermain peran sebagai orangtua. \”Studi menunjukkan betapa penting bermain bagi perkembangan anak. Orangtua yang berpura-pura dan bercanda dengan anak mereka bisa memberi http://www.salemautoutah.com/do-online-mbas-make-the-grade pegetahuan untuk membedakan diri mereka dan anak bisa mendapat keuntungan dari hal ini,\” kata salah seorang peneliti, Elena Hoicka. \”Mengetahui cara melucu adalah baik untuk menjaga hubungan, berpikir outside the box, dan menikmati hidup. Berpura-pura dapat membantu anak untuk melatih skil baru mereka dan mempelajari informasi baru,\” ujarnya. \”Jadi ketika


orangtua merasa sedikit sinting dengan menaruh boneka ayam di kepala, setidaknya mereka bisa menghibur diri bahwa itu dilakukan untuk membantu anak mereka mengembangkan skil untuk hidup,\” jelas Hoicka. Para peneliti membuat dua studi, pertama melibatkan orangtua yang diminta untuk bercanda berpura-pura dengan anak mereka yang berusia 16 – 20 bulan menggunakan gerakan. Candaan termasuk meletakkan makanan di kepala dan tindakan berpura-pura seperti mencuci tangan tanpa air dan sabun. Penelitian kedua, orangtua dari balita 20 – 24 bulan diminta bercanda dan berpura-pura bicara dengan anak mereka. Bermain pura-pura di sini termasuk mengatakan pada anak mereka bahwa sebuah balok kayu adalah kuda


dan candaan seperti keliru menyebut boneka ayam sebagai topi, dilansir dari laman Medindia, Selasa (4/8/2015). Para peneliti menemukan bahwa orangtua http://best-eye-cream-reviews.com/1013/do-you-know-how-your-students-want-to-learn/ bisa menawarkan petunjuk eksplisit yang membantu membedakan antara candaan dan konteks berpura-pura pada anak, meski usia mereka baru 16 bulan. Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Cognitive Science.



Belajar melucu

No comments:

Post a Comment