Sunday 17 May 2015

Mengajari anak berbicara

Mengajari anak menggambar Hampir genap tujuh dasawarsa merdeka, bangsa ini masih dihadapkan pada sejumlah pekerjaan rumah. Salah satu yang tampaknya menyita banyak perhatian adalah yang berkaitan dengan masalah keanekaragaman baik suku, agama, ras, dan budaya. Keanekaragaman yang di satu sisi sebenarnya dapat menjadi suatu potensi yang sangat luar biasa, di sisi lain ternyata https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kisahimamsyafii.jadroid dapat menjadi ancaman yang serius bagi bangsa ini. Adanya perbedaan adalah suatu kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Kita dapat menemukannya dalam banyak hal, mulai dari aspek fisik (usia, jenis kelamin, dsb), ekonomi (pendapatan), hingga aspek sosial politik (suku, partai, dsb). Oleh karenanya, menjadi hal yang wajar jika perbedaan ditanggapi


dengan sikap toleran. Toleransi dapat dilakukan lewat sikap menghormati dan menghargai adanya perbedaan. Sikap tersebut jauh lebih menguntungkan untuk kepentingan bangsa ini dibandingkan bersikap sebaliknya. Meskipun penting, saat ini masih juga kita temukan banyak anak bangsa ini yang tidak dapat bersikap toleran namun justru lebih mengedepankan kepentingan dan kebanggaan kelompoknya sendiri dibandingkan kepentingan bangsa secara keseluruhan. Bentrokan antar kelompok suku, agama, bahkan antar kampung, antar sekolah atau antar kampus menjadi fenomena yang seakan tiada habisnya. Diskriminasi dan pemaksaan kehendak oleh satu kelompok pada kelompok yang lain menjadi sebuah fenomena gunung es. Beberapa muncul dalam pemberitaan publik namun banyak yang lain


yang tenggelam tanpa diberitakan bahkan tenggelam dari kesadaran. Sikap ini tentu tidak dapat dipandang https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kisahimamhanbali.jadroid adaptif jika diletakkan dalam cita-cita para pendiri bangsa saat lewat banyak pengorbanan mereka saat membawa bangsa ini ke alam kemerdekaan.



Mengajari anak berbicara

No comments:

Post a Comment