Sunday 17 May 2015

Dunia pendidikan di indonesia

Dunia pendidikan islam Beberapa waktu terakhir, masyarakat khususnya di Yogyakarta banyak yang memberikan perhatian pada kasus yang dialami Florence. Florence adalah pendatang dari luar Yogyakarta dan sedang menempuh pendidikan S2 di sebuah Universitas di Yogyakarta. Kasusnya dimulai dari tuduhan menyerobot antrian BBM di SPBU hingga ekspresi pribadi Florence di media sosial “path” yang https://plus.google.com/u/0/100822770791732605875/posts dianggap menyakiti perasaan masyarakat Yogyakarta. Ada banyak sisi yang dapat didiskusikan dalam kasus Florence. Mulai dari sisi perilaku penggunaan media sosial, sisi hukum, hingga sisi sosio-kultural. Tak kalah menarik adalah membahas pernyataan beberapa orang yang muncul di media sosial sebagai tanggapan atas kasus Florence mengenai tidak adanya hubungan antara pendidikan


tinggi yang dimiliki seseorang dengan kematangan pribadinya. Perilaku menyerobot antrean (meskipun yang bersangkutan memiliki pembenaran tersendiri) dan agresi verbal yang menggeneralisir sekelompok masyarakat berdasarkan emosi marah sesaat yang diungkapkan di media sosial (meskipun mungkin awalnya hanya dimaksud untuk kalangan terbatas), dipandang beberapa orang di media sosial https://plus.google.com/u/0/101645342888080920532/posts tidak mencerminkan pendidikan S2 yang sedang dijalaninya. Jika pernyataan ini benar, apa yang perlu dibenahi oleh dunia pendidikan di Indonesia?



Dunia pendidikan di indonesia

No comments:

Post a Comment