Wednesday 17 December 2014

Muslim Rusia Mimpi Naik Haji

Oleh: M Aji Surya Diplomat di KBRI Moskow, lulusan PM Gontor, (ajimoscovic@gmail.com Wanita desa setengah baya ini bernama Nailya Mukharmetova. Pada 3 Desember 2009, Ilya begitu ia disapa menangis sesenggukan karena akhirnya ia bisa terbang dari Bandara Seremetevo di Moskow menuju Jeddah untuk menunaikan ibadah haji. Wajahnya yang putih, tiba-tiba merona kemerahan. Demi Allah, inilah perjalanan paling penting dalam hidup saya di dunia,¡± katanya lirih.


Perempuan kampung tersebut rupanya telah menunggu hampir 10 tahun sampai kesempatan itu tiba. Mimpi indah akhirnya dikabulkan Tuhan setelah ada uluran tangan seorang dermawan. Baginya, haji bukan sekadar menjatuhkan kewajiban rukun Islam kelima, namun lebih merupakan cara memaknai hidup karena ia telah paham semua mantra suci yang keluar dari mulut dan hatinya. Ibadah haji juga merupakan pertemuan berbagai bangsa bagaikan aliran sungai Muslim menuju lautan surga.


Menyebut labbaika allahumma labbaik, tidak sekadar lafal pemenuhan panggilan Ilahi ke Tanah Suci, tetapi sebuah proses untuk meningkatkan kualitas hidup di dunia. Dalam haji, hati saya sangat gembira dan jiwa saya begitu emosional. Saya benar-benar telah bertatap muka dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad, kenang wanita berjilbab putih ini. Itulah sekelumit cerita tentang lamunan dan pengalaman haji seorang Muslimah dari sebuah desa di Rusia.


Sejak dulu hingga kini, setiap tahun terdapat ribuan Muslim Rusia yang memiliki lamunan dan mimpi yang sama. Dalam bayangan mereka, naik haji adalah sebuah tangga menuju perbaikan hidup dan kendaraan untuk bisa memasuki surga yang dijanjikan. Tidak perduli kesulitan yang mesti ditempuh. Menurut Vaiulla Khazrat Yakoupov, pascamasuknya Islam di wilayah Rusia pada tahun 22 Hijriah muncullah banyak kekhalifahan di Rusia, seperti Volgian Bulgaria, Golden Horde, Kazan, Astrakhan, Nogai Horde, dan beberapa di wilayah Kaukasus. Tidak pelak, sejak saat itu mulailah orang menunaikan rukun Islam kelima walau hanya dari kalangan kerajaan, ilmuan, dan para pebisnis.


Dalam sebuah catatan sejarah, seorang ratu dari Kazan bernama Nursultan, berhaji pada tahun 1494 melalui Laut Hitam dan Kairo. Setelah pulang, semua komunikasinya di Rusia menggunakan sebutan Ratu Azi (Ratu Haji). Bahkan, dikala umurnya 70 tahun (1517), ia kembali naik haji untuk kedua kalinya. Pada 1524, Raja Kazan Khan Sakhipgerey, bahkan bersedia menyerahkan tampuk kekuasaannya kepada keponakannya, Safagerey, hanya karena akan menunaikan ibadah haji via Istanbul. Abad ke-19 diwarnai adanya kelompok agama tertentu yang merayu pemerintah agar haji dihentikan.


Saat itu, isu yang diembuskan bahwa haji hanya memberikan keuntungan materi bagi Turki yang kemudian digunakan untuk pembelian peralatan perang. Rupanya Pemerintah Rusia mengabaikannya dan haji tetap bisa dijalankan melalui tiga jalur, yakni Kaukasus-Turki-Bagdad-Makkah, Smarkand-Afghanistan-Kabul-Jeddah, serta Laut Hitam-Istambul-Suez-Jeddah. Rute ketiga merupakan jalur paling disukai (2.500 jamaah) karena mudah dan lebih pendek jaraknya. Waktu itu, perjalanan melalui jalur pertama menelan biaya 100 rubel sedangkan kedua dan ketiga sebesar 300-an rubel.


Pada 1894, sebuah survei yang dilakukan oleh Konsulat Rusia di Jeddah menunjukkan bahwa pada tahun itu terdapat 3.400 orang Rusia yang menunaikan haji. Semasa partai komunis merajai Rusia, terjadi fluktuasi orang yang naik haji. Mulai 1930-an, jumlah haji Rusia melorot tajam. Menurut pihak penguasa, hal ini lebih disebabkan oleh dampak perang yang terus berkecamuk. Jamaah haji Rusia yang umumnya menggunakan kapal tidak bisa melewati Selat Bosporus dan Konstantinopel karena keduanya dikuasai oleh Inggris dan Prancis. Dengan berbagai cara, haji dari Rusia dimulai lagi pada 1945 yang sampai 1990-an hanya berjumlah 900 orang. Di balik itu semua, rezim komunis memang terkenal sangat antiagama.


Baik Kristen Ortodoks maupun Islam mendapatkan tekanan sangat kuat. Banyak gereja dan masjid dihancurkan, buku-buku agama juga dienyahkan. Tidak boleh ada pengajaran agama apa pun. Dan, dakwah Islamiyah hanya bisa dilakukan melalui bisik-bisik dan di dalam keluarga. Berhaji juga pasti bukan perkara mudah. Pasca- perestroikadan glasnost Era kebebasan beragama menjadi terang benderang ketika Gorbachev berhasil menggulirkan perestroikadan glasnostpada awal 1990. Inilah titik balik kegiatan keagamaan, termasuk haji di Rusia.
http://ladies-homejournal.blogspot.com/


Di Moskow, didirikan kembali gereja putih Khramkhrista Spasitelya dan di Kremlin Kazan dibangun masjid paling cantik dan terbesar di Eropa, Kul Syarif. Pada waktu komunis tumbang, jumlah masjid di Rusia hanya tinggal 100. Namun, seiring dengan kemeriahan beragama, kini jumlahnya telah mencapai 7.000 masjid. Madrasah dan universitas Islam terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan kebutuhan masyarakat Muslim yang saat ini mencapai 18 persen dari seluruh populasi (142 juta). Bersamaan dengan itu, kegiatan haji juga semakin marak.


Kuota haji yang tahun lalu hanya 20.500 lebih mendasarkan pada angka resmi jumlah Muslim di Rusia sebanyak 20-an juta. Menurut Mufti Besar Rusia Ravil Gaynutdin, saat ini kuota yang tepat bagi Rusia sebesar 25 ribu orang. Kuota yang ada tersebut dibagi oleh Dewan Haji kepada beberapa daerah dan organisasi. Wilayah Dagestan, misalnya, mendapatkan 6.000, Russian Mufties Council 3.500, Tatarstan 3.000, Bashkortostan 2.000, Ingushetia 1.500 dan sisanya disebar ke beberapa wilayah. Jumlah tersebut kemudian diberikan kepada tour operator untuk mengelolanya.


Di Tatarstan, misalnya, diwakili oleh Idil Hajj dan di Dagestan oleh Bartakat dan Arafat tour operator. Dewan Haji yang diisi oleh wakil Pemerintah Pusat dan para mufti ini setiap tahun bertemu untuk membicarakan soal haji, termasuk melakukan evaluasi pelaksanaan haji oleh para operator yang ditunjuk tahun sebelumnya. Operator yang dinilai bagus akan dipertahankan, sedangkan yang buruk, bisa dikurangi jatahnya atau dihapus dari daftar. Mengingat tidak adanya Kementerian Agama, maka kontrol terhadap tour operator bagi haji juga menjadi relatif lemah. Menurut Ildar, seorang periset haji dari Rusia, berhaji dari Rusia tergolong mahal.


Untuk yang paling murah dan bermukim di Tanah Suci selama sebulan ongkosnya pada kisaran 3.000 dolar AS, sedangkan yang menggunakan fasilitas mewah maka harus merogoh kocek sampai 8.000 ribu dolar AS. ¡°Untuk yang terakhir ini, akomodasi dekat Ka¡¯bah, makanan berlimpah, dan disiapkan mobil khusus,¡± ujarnya. Bagi jamaah yang merasa tidak mampu, maka cara yang bisa ditempuh adalah menggunakan angkutan darat. Yang paling dekat adalah dari wilayah Dagestan (selatan barat Rusia) yang hanya menempuh waktu 2-3 hari hingga Makkah. Sedangkan dari tengah Rusia seperti Kazan, memerlukan waktu seminggu dengan melewati empat hingga lima negara.


Sampai tahun lalu, kegiatan haji via darat ini masih marak karena banyak jamaah yang membawa dagangan untuk dijual di Saudi dan ketika pulang menggotong aneka dagangan untuk dipasarkan di desanya. Tahun ini kegiatan haji darat sudah dihentikan karena banyak negara yang dilewati sedang mengalami pergolakan politik, ujar Rustem R Gataulin, dirut Idil Hajj sambil menerangkan bahwa perjalanan darat sarat dengan kesulitan. Mulai dari kesehatan kendaraan hingga ancaman nyawa di tengah jalan.


Khusus bagi mereka yang benar-benar papa, impian menjadi haji tetap bisa digantungkan. Di Rusia, beberapa miliuner Muslim tidak segan-segan untuk bersedakah dalam bentuk pembiayaan haji. Pengusaha minyak Suleman Kerimov, misalnya, hampir setiap tahun memberikan haji gratis kepada 2.500-3.000 orang miskin (dengan biaya 2.800 dolar AS per orang). Agar efisien maka jamaah terbang dengan pesawat pribadinya. Seorang miliuner lain, Abusupian Kharkharov, juga pernah bercerita tentang haji orang sedesanya. Ketika melaksanakan ibadah haji, ia merasa mendapatkan pencerahan dan kebahagiaan yang luar biasa. Untuk pertama kali dalam hidup, ia merasa tenteram dan dekat dengan Tuhan.


Karenanya, ketika pulang saya hajikan orang sekampung dengan pesawat khusus, ujarnya kepada saya suatu saat. Lalu, mengapa Muslim Rusia yang baru saja bangkit dari tidur panjangnya terus bermimpi-mimpi untuk menunaikan ibadah haji? Menurut Marat Salimov yang sempat mencium Ka¡¯bah pada bulan Ramadhan, umrah dan haji adalah sebuah liburan religi yang membuat hati lebih dekat dengan Sang Khalik. Melalui kegiatan ini jiwa manusia bisa menjadi baru dan sehat. ¡°Kita mesti berterima kasih kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad yang memberikan pencerahan kepada manusia melalui haji dan umrah. ed: subroto


Read more : http://licejess.blogspot.com/



Muslim Rusia Mimpi Naik Haji

No comments:

Post a Comment